Ku mulai dengan perkataan seorang asal Mesir, yang sangat2 kusetujui dan sedikit memberi arti,,
Hasan Al-Banna : “ I am a traveler seeking the truth, a human searching for the meaning of humanity, and a citizen seeking dignity, freedom, stability and welfare under the shade of Islam. I am a free man who is aware of the purpose of his existence and calls, truly, my prayer and my sacrifice, my life and my death, are all for Allah, the Cherisher of the worlds; He has no partner. This I am commanded and I am among those who submit to His Will. This is who I am. Who are you?”
Banyak cerita yang kulalui dan ingin kubagi disini, oleh-oleh perjalanan 8 hari ku selama di 2 negara tetangga, Thailand dan Malaysia, tapi aku mo bagi pengalamanku yang ini dulu ya. Sky Adventure, cool abiss dehh... :)
October 17th,2009
a slice story in Genting Highland
at Sky Venture
Dengan mantap ku ikuti langkah kaki Inge dan Ali yang berminat sekali untuk mencoba salah satu permainan yang berada di arena indoor First World Plaza, walopun teman yang lain pada gak berminat dan memilih tuk makan siang, karena sudah hampir jam 1 siang. Perut keroncongan, tapi Inge tetap ngotot untuk mendaftar dulu karena harus ngantri katanya.
Dari tadi malam saat kami mencoba segala permainan yang berada di arena indoor, aq udah mendengar kalo Inge dan beberapa teman mau mencobanya, walopun lumayan mahal harga tiketnya, RM38. Teman2 yang lain pada ogah, aku juga gak berminat, karena dari cerita yang kudengar dari mereka, kurang menarik ahh, gak seru pikirku. Ternyata tuh permainan udah tutup, dan untuk keesokan harinya berhubung weekend, harga tiketnya menjadi RM50.
Pagi hari selesai sarapan, check out dari hotel, menitipkan barang2, kami bersiap untuk mencoba arena outdoor, yang katanya extreme2. Pada saat menunggu untuk mendapatkan tiket terusan arena outdoor, kami kumpulnya tepat didepan Sky Venture itu, dan di TV layar datar yang tergantung disalah satu dindingnya diputar film tentang permainan itu (tanpa suara) yang sempat kusaksikan.
Selalu jika kita menikmati sesuatu maka waktu begitu cepat berlari, hingga di siang itu Inge tetap ngotot harus mencoba tuh permainan, kalo gak ‘terhirim’ (kepikiran lalu jadi sakit, kurang lebih begitu lah artinya) aq katanya, berhubung dia sudah ditinggal sama teman2 yang lain yang dari pagi udah mengantri di permainan itu. Karena yang lain pada gak mau dan hanya Ali yang mau, aq yang sempat menyaksikan film permainan itu, merasa tertarik juga buat nemani Inge, walopun aq gak punya uang 1 ringgit pun.
Pagi itu selesai check out, aq minta ditemani Adly k money changer yang berada dikawasan hotel itu, ayokk kak, katanya. Tanpa banyak bertanya setengah berlari kuikuti aja langkah2 cepat kakinya. Muter ksana-kmari, tanya2, terus dia menuju sebuah antrian seperti meja receiptionist, kutanya ngapain, bentar kak ngurus bagasi dulu katanya. Setelah lama menunggu (jangan bayangkan ada tempat duduk ya) dan sempat ku jeprat jepret dirinya, akhirnya selesai juga. Dia tanya dimana letak money changer kepada petugas dsitu, ditunjukkan arah ke sebuah bank lokal, yang ternyata didepan bank itu teman2 udah pada ngumpul menunggu kami, dan si adly ngomong “tutup kak”. Puas kau kan Dly... :(
Kupinjam uang ke Rizal, sambil jalan menuju ke tempat makan yang melewati sky venture itu dia kasih uang ke aku tanpa kulihat lagi itu berapa, ternyata setelah mereka pergi, kulihat itu hanya RM1 yang warnanya hampir sama dengan RM50. Masa aq harus bayar RM50 untuk RM1 yang kuterima sih??
Sampai diatas, ditempat pendaftaran, ternyata tidak begitu banyak yang mengantri, didalam hanya ada 2 orang bule yang lagi mencoba permainan itu, dan ada beberapa orang yang menunggu giliran. Harga tiketnya juga hanya RM38, dipinjami ama Inge hehe.. Daftar 3 orang kata kami,, si petugas bertanya, udah pernah main sebelumnya? Belum jawab kami. Dia menyuruh kami untuk membaca peraturan yang berada didinding. Oh my God,,..
btw yang baca ini blom pada tau kan apa permainan Sky Venture itu?
Pada saat mendengar, aq sama sekali gak tertarik,, (kita terbang diruang tertutup, dari bawah disemprot angin besar jadi kita melayang-layang, anginnya kencang kali sampai muka kita mewek2), gak jelas banget kan.
Setelah melihat film rekamannya aq mulai tertarik, ternyata dibuat sebuah ruangan tertutup seperti tabung yang kita bisa terbang didalamnya, dengan mengenakan pakaian khusus seperti pakaian orang yang melakukan terjun payung dan membuat atraksi diudara. Ada seorang instruktur dan setelah selesai kita akan mendapat sebuah sertipikat.
Setelah melihat secara dekat dan merasakannya langsung, ternyata...
Didinding itu tertulis butir2 ketentuan mengenai permainan itu, diantaranya,, Permainan ini dapat mengakibatkan cedera, luka2 ringan dan terkilir. Tidak diperkenankan bagi yang pernah patah tulang, terutama patah tulang leher dan tulang belakang. Inge masih tetap ngotot buat main, sementara aku memikirkan tanganku yang pernah patah walopun udah hampir 3 tahunan, Ali langsung bilang gak, karena tangannya udah 2 kali patah katanya. Aku masih bingung, antara main ato gak. Akhirnya kuputuskan main. Kami disuruh isi formulir dan tanda tangan semacam perjanjian sepertinya. Ku isi yang perlu diisi, kutandatangani tanpa kubaca lagi isinya apa, tiba2 aku menjadi orang yang cuek, sok berani, walopun sebenarnya aq nervous dan tanganku keringatan, mungkin seandainya disitu ada kaca, aku bisa melihat wajahku yang pucat heheheh.
Ali memutuskan tuk bergabung makan siang dengan yang lain, sementara kami dapat jadwal 20 menit lagi, mau makan dulu waktunya nanggung, karena ada batasan juga berapa menit setelah makan baru boleh terbang. Akhirnya kami menunggu disitu dengan perut lapar. Persiapan yang dibutuhkan untuk terbangnya sekitar 45 menit, tapi terbangnya hanya 5 menit. Walopun aku rada senang juga, ah gak lama kali koq hehehe.
Sambil menunggu diruang tunggu, yang bisa melihat orang yang sedang terbang, kulihat 2 orang bule itu mencoba terbang, kadang gagal, jatuh terus ditarik keluar oleh si instruktur, tapi dia gak jera sepertinya, mencoba lagi. Dan yang satu kulihat bisa, kelihatan bagus posisi badan kalo bisa terbang dengan baik. Pada saat melihat dari luar, kelihatannya asyik bisa terbang, cool bangett :).
Giliran kami tiba,, aku dan Inge, 2 orang lelaki India dan 2 orang Malaysia yang sepertinya bapak dan putranya. Kami dibawa keruangan peralatan terbang, memakai pelindung siku dan lutut, memakai baju khusus, memakai sepatunya, dan kami dikumpulkan untuk mendengar instruksi. Si Instruktur bertanya, orang Indonesia ya? Ya jawab kami. Dia beri aku dan Inge karet gelang untuk mengikat rambut. Lalu dia memberi penjelasan dalam bahasa inggris, busyet dehh, kalo salah mengartikannya kan bisa gawat, eh ternyata instruksi yang harus diingat itu cukup mudah, hanya ada 3 dan dengan bahasa isyarat. Tanda jari telunjuk dan jari tengah untuk straight yang artinya tangan dan kaki lurus, jempol keatas untuk up yang artinya kepala keatas, jempol kebawah untuk out yang artinya keluar. Lalu kami diberi sepasang busa kapsul warna kuning yang ternyata penutup lubang telinga, kaca mata dan helm.
Setelah siap kami dibawa keruangan tabung kaca itu, yang didalam ada tempat duduk untuk menunggu giliran. Di dalam itu ternyata suaranya berisik sekali, suara angin yang keluar dari bagian bawah tabung itu, yang merupakan jerjak2 besi yang dibagian bawahnya mesin yang mengeluarkan angin besar, seperti angin diatas sana jika pintu pesawat yang sedang mengudara terbuka yang sering kulihat di TV atau di film2. Dia contoh kan sekali bagaimana cara masuk dan cara kalau menyentuh dinding juga cara keluar, lalu kami bergantian terbang. Dimulai dari si lelaki India pertama yang gak bisa malah sampai kejatuh terbentur, dia minta keluar dengan mengacungkan jempol kebawah. Kemudian si lelaki India kedua, lumayan juga.
Aku yang duduk ketiga, giliranku, Bismillah aja, dengan PD nya kuluruskan kedua tangan dan kakiku dan kujatuhkan badanku kedepan (cara masuk), kurasakan tubuhku melayang, makin lama makin tinggi, setinggi tubuh orang dewasa, kulihat kebawah, membuatku sedikit takut melihat mesin besar yang berisik itu. Si Instruktur mengacungkan jempolnya keatas, yang artinya aku gak boleh melihat kebawah, makin ku angkat kepalaku keatas ternyata terbangnya semakin tingggi, kulihat orang diluar pada melihatku, ada yang mengacungkan jempol, membuatku sedikit tambah terbang (ge-er deh) apalagi si Instruktur juga tersenyum. Karena semakin keatas, tabung kaca nya gak terlihat lagi, hanya dinding2, phobia ketinggianku kambuh, membuatku gak berani terbang terlalu tinggi sampai batas atapnya. Karena terlalu sering melihat kebawah dan mungkin letak kaca mata ku yang gak benar, kurasakan contact lens ku lepas dan menempel dikaca mata, dan suara yang semakin berisik yang setelah diluar kusadari penutup telingaku juga lepas. Kuacungkan jempolku ke bawah tanda akan keluar, dengan bantuan instruktur aku keluar dan kembali duduk dibangku giliran, menuggu yang lainnya. Dan yang lain kulihat pada gak bisa gitu, harus dengan bantuan si Instruktur…
Selesai orang yang ke enam (si Bapak Malaysia itu), ternyata kembali lagi giliran orang pertama. Dan ternyata sesi kali ini terbang berdua dengan si Instruktur, dengan melakukan atraksi2 seperti berputar keliling, naik keatas dan menukik ke bawah hingga hampir menyentuh atap dan dasarnya.
Wah, aku gmana ya?? Begitu keluar dari tabung, kucoba tuk mengambil contack lens ku yang menempel di kaca mata, begitu kutarik keluar terkena paparan angin langsung kering kerontang dan mengeras tuh lensa, cepat2 kukembalikan ke dalam kacamata lagi, dan kubiarkan disana. Dan penutup lubang telingaku pun sudah gak keliatan yang sebelah kanan. Maka pada saat tiba giliranku, aq pun bilang pass dengan isyarat tanganku, yang ditanya mengapa oleh si Instruktur, kutunjuk ke arah contact lens ku yang menempel di kaca mata.
Setelah selesai semua dan mesin telah dimatikan, kami pun boleh keluar dari ruangan itu, si Instruktur bertanya padaku, mau mencoba lagi?
Boleh? Aku balik bertanya. Dan dia mengangguk.
Sampai diruang peralatan, aq ingat cairan pembersih dan tetes matanya di Adly smua. Dan aku juga gak begitu yakin kalo tuh lensa masih bisa digunakan, secara sampai keras begitu, dan setengah terlipat. Berarti kalo mau mencoba lagi aku harus tanpa lensa, wahh bisa gak keliatan smuanya. Ternyata Inge ada membawa tetes matanya, dan setelah di rendam sebentar (maksa dengan tetes mata), tu lensa masih bisa digunakan, syukur dehh…
Bisa? tanya si Instruktur ketika melintasi ku, sekalian kuminta penutup lubang telinga yang baru kepadanya. Dan aku pun dipanggil keruangan tabung itu jika telah siap. Yang semula kukira aku akan digabung dengan kelompok lain yang akan bermain. Ternyata aku hanya sendiri (wahh, exclusive neh he..he..), setelah masuk keruangan itu dan mesin dihidupkan, si Instruktur memberi aba-aba agar masuk kedalam tabung, dan karena ini udah yang kedua kali nya maka aku udah tambah PD lagi :), aq terbang dan begitu menikmatinya, kulihat diruang tunggu orang sudah bertambah ramai, mereka berdiri didekat tabung itu dan memberi applause,, wow...
Kemudian si Instruktur berteriak memberi aba2, agar aku membuat atraksi dengan sedikit memiringkan badan kesalah satu sisi sambil berputar dengan menggunakan kaki yang dihentak kedinding, kugerakkan tanganku tanda ogah, gak berani teriakku. Dan dia pun masuk dan membawaku terbang berputar-putar dengan cepat ke atas dan menukik kebawah.. Wooowww,,, sensasi nya enak gila hehehe
Setelah selesai dan aku berusaha merapikan diri menyisir rambutku, ternyata syusssahh bangettt disisir (untung tadi di ikat), yang menyadarkan aku kenapa tu Instruktur kepala nya licin seperti para Biksu Budha :)
NB: Nyesel gak beli DVD nya (RM35 bo’) padahal aku kan terbangnya bagus hehehe ;)
Special thanks to Inge, dan teman2 smua tuk membungkuskan makan siang kami, walopun makannya dikursi lobby hotel sambil nunggu jeputan bus ke bandara tuk kembali ke Indonesia. :)